BEIJING (SuaraMedia News) - Kecanduan internet yang terjadi pada para remaja di China sudah dalam tahap mengkhawatirkan. Saking parahnya dan harus mendapatkan penanganan serius, kecanduan internet akan segera masuk dalam daftar nama penyakit di negeri Tirai Bambu tersebut.
Rencana untuk memasukkan kecanduan internet dalam daftar nama penyakit itu dikemukakan oleh Kementerian Kesehatan China yang tengah melakukan studi mengenai kecanduan internet.
"Riset ini akan diberi nama 'pathological Internet use' (penyakit penggunaan internet)," kata Direktur Guangzhou Baiyun Psychological Institute, Shen Jiahong, seperti diberitakan oleh China Daily.
Berdasarkan keterangan dari kepala tim pencegahan kenakalan remaja di Guangdong, Deng Weilong, sekira 50 persen remaja nakal di wilayah selatan China kerap tercatat kerap menggunakan internet secara reguler.
China merupakan negara dengan populasi pengguna internet terbesar di dunia. Data terbaru yang dirilis pemerintah China, jumlah pengguna internet di negeri mereka saat ini telah mencapai 300 juta orang. Saking tergila-gilanya dalam menggunakan internet, fenomena kecanduan internet di China terus melonjak dan semakin parah. Fenomena ini terutama terjadi di kalangan anak muda yang berusaha lari dari pengawasan orangtua dan keluarga.
Begitu parahnya fenomena ini, hingga memunculkan sekira 200 organisasi, baik independen maupun pemerintah, yang menawarkan terapi psikologis bagi mereka yang sudah mengalami kecanduan internet sangat parah.
Namun bukan hanya itu saja, Sejak Google menghadirkan hasil pencarian bebas sensor di China, pencarian untuk berbagai istilah yang dianggap 'terlarang' langsung melonjak memadati trafik hasil pencarian Google.
Jika sebelumnya pengguna internet China dibatasi haknya untuk mencari informasi yang mereka inginkan, kini dengan mesin pencarian Google China yang servernya telah diarahkan ke Google Hong Kong, mereka bisa leluasa mengetikkan kata kunci informasi yang ingin diketahui.
Bahkan mereka juga bisa mencari informasi yang sebelumnya dilarang karena dianggap sensitif. Google menyebutkan, pencarian menggunakan istilah sensitif langsung melonjak 10 kali lebih banyak sejak Google tidak lagi menuruti aturan pemerintah China untuk menyensor hasil pencarian.
Seperti diberitakan Telegraph, Selasa (30/3/2010), pencarian menggunakan kata 'Tiananmen', 'Falun Gong', dan 'korupsi' meningkat secara subtansial sejak Google tak lagi menyensor pencarian Google China.
Data dari Google Trends memperlihatkan, terdapat sekira 2,5 juta pencarian dengan kata kunci 'Tiananmen' dan sekira 4,7 juta hasil pencarian mengenai kelompok relijius terlarang bernama 'Falun Gong'. Selain itu, lebih dari 20 juta orang mencari tahu informasi tentang Google itu sendiri, terkait perseteruan dan tindakan kontrobersialnya melawan pemerintah China.
Sejak pekan lalu, Google memindahkan mesin pencarian Google berbahasa China, Google.cn ke Google bebas sensor yang beroperasi di Hong Kong. Dengan demikian, Google berhenti menyensor hasil pencariannya di China. Langkah ini mendapatkan dukungan dari kelompok aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) sekaligus menimbulkan kemarahan dari pemerintah China. (ar/z2k) www.suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca..., silahkan tinggalkan komentar...