Sekitar sepuluh hari lalu saya menemani ibu saya mengontrol kesehatan di sebuah rumah sakit, saya memanfaatkan kesempatan itu juga untuk memeriksakan gigi ke klinik gigi disana.
Selama beberapa bulan ini gigi geraham paling belakang saya bolong, dan makin lama saya merasa lubangnya semakin lebar, hal ini jelas mengganggu aktifitas saya selama makan. Apalagi kalau makan di warung makan, kan agak tidak sopan mengeruk-ngeruk gigi di depan umum... Keluhan inipun saya sampaikan ke dokter gigi yang melayani saya. Setelah diperiksa, betapa terkejutnya saya karena ternyata geraham bungsu saya tersebut tidak bolong, melainkan tumbuhnya miring ke belakang dan hanya tumbuh separo (sebagian gigi tertutup gusi), sehingga ada jarak yang cukup lebar dengan gigi sebelumnya, dan jarak ini yang sebelumnya saya kira adalah lubang gigi.
Kemudian saya tanya kepada dokter bagaimana solusi untuk gigi saya tersebut..., dan dengan enteng dokter mengatakan "solusinya ya di cabut, karena tidak mungkin di tambal"...Whatt????!!!
Hiii...tidaaakkkk....! Saya langsung bergidik...
Dokter gigi tersebut menanyakan apakah selama ini tidak ada keluhan geraham yang miring tersebut menimbulkan rasa sakit, dan saya menjawab tidak. Tiba-tiba saya merasa kasihan dengan gigi geraham bungsu saya itu. Ibarat keluarga, geraham bungsu adalah anak yang paling kecil(bungsu), dan belum lama tumbuh. Selama ini juga tidak pernah sakit... Duh...tiba-tiba saja harus dicabut...kasihan... Dan kalau membayangkan proses pencabutan gigi dengan beberapa suntikan bius di gusi...hiiii...ngeri...
Saat itu saya memutuskan untuk tidak mencabut geraham bungsu saya dulu, karena membutuhkan kesiapan mental..hehehe...hingga artikel ini diterbitkan, saya belum berani memutuskan akan mencabut gigi geraham bungsu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca..., silahkan tinggalkan komentar...